Contoh Karya Ilmiah Sederhana Tentang Al-Qur'an
HIDUP INDAH dengan
Al-Qur’an
Disusun
Oleh:
Baginda Fakhrurreza S. Rtg.
Bintang Abilah Safna
M. Rafif Difa’
Syukri Hidayat Nst.
Daftar Isi
|
1.
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan
2.
Pembahasan
2.1.
Pengertian Al-Qur’an
2.2.
Keutamaan Al-Qur’an
2.3.
Faedah Al-Qur’an
2.4.
Bahaya Meninggalkan Al-Qur’an
2.5.
Mempelajari dan Mengamalkan Al-Qur’an
2.6.
Tips Menghafal Al-Quran
2.7.
Kendala-Kendala dalam Menghafal Al-Qur’an
3.
Penutup
Daftar Pustaka
1. Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Al-Qur’an ibarat ruh
dalam jasad. Ia merupakan inti dalam sebuah partikel atau energi listrik di
alam semesta. Al-Qur’an terdiri lafaz-lafaz yang dahsyatnya melampaui amukan
gelombang tsunami dan kelembutannya melebihi jiwa yang senantiasa dengan
akhirat. Kandungan Al-Qur’an lebih segar dan lebih lezat dibanding semangkuk es
buah segar bagi orang yang sangat kehausan, lebih lembut dari angin yang
bertiup sepoi-sepoi, ia merupakan cahaya yang bersinar di jalan kehidupan
orang-orang mukmin agar mereka sampai pada hamparan ketenangan.
Saat ini masih
sangat banyak di kalangan umat Islam yang tidak mampu membaca Al-Qur’an secara
baik dan benar sebagai-mana mestinya. Wallahu a’lam apa yang terjadi
dengan mereka? Padahal semua fasilitas penunjang mempelajari Al-Qur’an sudah
cukup tersedia.
Memperhatikan kondisi
yang cukup memprihatinkan itulah, kami mencoba berbagi informasi dalam makalah
kami ini. Mudah-mudahan makalah kami ini bermanfaat bagi seluruh pembaca agar
dekat dengan Al-Qur’an dan mengagungkannya serta dibanggakan sebagai mukzijat
Nabi Muhammad SAW di muka umum.
1.2.
Rumusan Masalah
- Apa itu Al-Qur’an?
- Apa keutamaan Al-Qur’an?
- Apa manfaat Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari?
- Bagaimana menjadi mulia dengan Al-Qur’an?
- Bagaimana cara menghafal Al-Qur’an?
- Apa saja kendala dalam menghafal Al-Qur’an?
1.3.
Tujuan
- Memahami makna Al-Qur’an
- Mengetahui keutamaan Al-Qur’an
- Mengetahui manfaat-manfaat Al-Qur’an
- Mengetahui cara menyikapi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari
- Mengetahui cara-cara menghafal Al-Qur’an
- Mengetahui hal-hal yang dapat menghalangi dalam menghafal Al-Qur’an
2. Pembahasan
2.1. Pengertian Al-Qur’an
Al-Quran adalah
kitab suci bagi umat islam. Selain kitab suci, Al-Quran juga merupakan sumber
hukum utama dalam ajaran agama islam Ditinjau
dari bahasa, Al Qur'an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari kata
benda (masdar) dari kata kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan yang berarti bacaan
atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang.
Ditinjau dari
istilah, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad
SAW. sebagai mukjizat melalui perantara malaikat jibril, yang membacanya adalah
ibadah.
Al Qur'an adalah
murni wahyu dari Allah swt, bukan dari hawa nafsu perkataan Nabi Muhammad saw.
Al Qur'an memuat aturan-aturan kehidupan manusia di dunia. Al Qur'an merupakan
petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Di dalam al Qur'an
terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Al
Qur'an merupakan petunjuk yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju
jalan yang terang.
2.2. Keutamaan Al-Qur’an
Allah swt. akan
memuliakan orang yang menjadi Ahlulqur’an dengan membaca, menghafal, dan
mengamalkannya dengan berbagai macam keistimewaan di dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW. memberikan keistimewaan terhadap para penghafal Al-Qur’an
melalui sabda beliau:
“Ahlulqur’an adalah
keluarga dan orang-orang khusus di sisi Allah”(H.R. Nasai dan Ibnu
Majah)
Ahlulqur’an adalah
orang-orang terdekat dari Allah swt. karena keagungan atas apa yang mereka
miliki. Bagaimana tidak? Mereka mempelajari ilmu yang agung, ilmu yang paling
mulia dan paling terhormat kedudukannya.
Demikian pula para
sahabat yang memiliki hasrat yang kuat untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an.
Bahkan Rasulullah saw. memberikan tempat yang lebih tinggi kepada seorang di
antar mereka dengan hafalan Qur’annya. Rasulullah bersabda:
“Yang menjadi imam
sholat di antara sekelompok kaum muslimin adalah yang paling qori’(paling banyak
hafalannya) terhadap Kitabullah” (H.R. Muslim)
Dari Jabir bin
‘Abdullah diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah mengumpulkan dua orang dari
mereka yang terbunuh di Perang Uhud, kemudian beliau bertanya, “Mana diantara
kedua orang ini yang paling banyak hafalan Qur’annya?” Kalau salah satu di
antara keduanya ditunjuk, beliau akan memasukkannya terlebih dahulu ke dalam
liang lahat. (H.R. Bukhori).
Diriwayatkan bahwa
jumlah anak tangga di surga nanti bergantung pada jumlah ayat Al-Qur’an. Akan
dikatakan kepada seorang kepada seorang qori’di hari kiamat nanti, “Bacalah
satu ayat Al-Qur’an, lalu naikilah anak tangga.” Kalau ia hafal setengah
Al-Qur’an, akan dikatakan kepadanya, “Kalau engkau hafal lebih dari itu, kami
juga menambahkannya pahalanya kepadamu.”
Pahala juga diberikan
sesuai dengan tingkat kesulitan saat membaca Al-Qur’an. Manusia pun
bertingkat-tingkat kemampuan dan keterampilannya dalam membaca Al-Qur’an.
Diriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda:
“Orang yang membaca
Al-Qur’an dengan lancar akan dikumpulkan bersama para malaikat yang baik dan
mulia. Sementara orang yang membacanya terbata-bata dan mengalami kesulitan
dalam membacanya, akan memperoleh dua pahala” (H.R. Bukhori dan
Muslim)
Orang yang terbaik
adalah yang menyibukkan diri dengan Kitabullah, menjauhkan segala hal yang
melalaikan dirinya dari akhirat. Jika sudah sampai pada standar yang
diinginkan, ia akan mulai mengajarkannya kepada orang lain hingga bisa
berkhidmat kepada umat.
Nafi’ bin Harits
pernah mewakilkan pemerintahan di kota Mekah kepada ‘Abdurrahman bin Abza
Al-Khuza’i, ketika ia berjumpa dengan ‘Umar bin Khattab di Usafan. ‘Umar
bertanya, “Kepada siapa engkau serahkan urusan para penduduk lembah(Mekah)?”
Nafi’ menjawab, “Abza.” Beliau bertanya lagi, “Abza siapa?” Nafi’ menjawab, “Ia
orang yang alim di bidang ilmu Faroidh, hafal Kitabullah.” ‘Umar berkata,
”Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
‘Sesungguhnya dengan
Al-Qur’an ini Allah mengangkat derajat sebagian orang dan merendahkan derajat
sebagian yang lain’
Diriwayatkan juga
bahwa ‘Umar bin Khattab berkomentar, “Abza termasuk orang yang diangkat
derajatnya oleh Allah dengan Al-Qur’an.
2.3. Faedah Al-Qur’an
Banyak sekali
faedah(manfaat) dari membaca Al-Qur’an, di antaranya:
a)
Al-Qur’an membimbing menuju ke jalan yang lurus
Allah berfirman dalam Surah Al-Isro’ ayat 9
”Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada(jalan) yang
lurus...”Q.S. Al-Isro’[17] : 9
Melalui ayat ini Allah memberitahukan tentang kemuliaan Al-Qur’an dan
keagungannya, yang membimbing kepada keadilan dan keyakinan, amal perbuatan dan
akhlak yang lebih utama.
b)
Dikabulkannya doa khatamul Qur’an
Dari Abu Mas’ud menyatakan, “Barangsiapa melakukan khatamul Qur’an,
berarti ia memiliki do’a yang mustajab.”
c)
Di hari kiamat Al-Qur’an akan datang sebagai syafaat bagi pengamalnya
Rasulullah bersabda:
“Puasa dan Al-Qur’an bisa memberikan syafaat kepada seorang hamba di
hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabbi, sesungguhnya aku telah
menghalanginya makan dan memperturutkan syahwatnya di siang hari,berilah syafaat
kepadanya karena aku.’ Al-Qur’an akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya untuk tidur malam, berilah
syafaat kepadanya karena aku.’ Keduanya menjadi perantara syafaat Allah pada
diri hamba tersebut.”
d)
Al-Qur’an menjadi sumber ilmu
Ibnu Mas’ud menyatakan, “Kalau kalian menginginkan ilmu, bukalah
lembaran Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an mengandung ilmu orang-orang terdahulu dan
orang-orang di masa mendatang.”
e)
Al-Qur’an sebagai media penyelamat dari siksa Allah
Caranya adalah membacanya, menghafal, dan menjalankan seluruh perintah
yangterkandung di dalamnya serta menjauhi seluruh larangan yang juga ada di
dalamnya. Abu Umamah Al-Bahili menyatakan, “Bacalah Al-Qur’an. Jangan kalian
teperdaya oleh berbagai tulisan yang tergantung ini. Karena Allah tidak akan
menyiksa ‘hati’ seseorang yang menjadi wadah Al-Qur’an.”
f)
Al-Qur’an dapat menenteramkan dan menenangkan Jiwa
Allah berfirman dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28
“....Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”Q.S. Ar-Ra’d[13] :
28
g)
Al-Qur’an dapat memperkuat daya ingat dan menjaga kemampuan otak
Dari Yazid bin ‘Abdul Malik bin Mughirah, dari Muhammad bin Ka’ab
diriwayatkan bahwa ia berkata, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an, otaknya akan
terpelihara, meskipun ia berumur dua ratus tahun.”
h)
Al-Qur’an dapat menambah keimanan
Dari Jundub diriwayatkan bahwa ia menceritakan : Saat itu kami masih hazur(anak
kecil yang sudah hampir baligh). Kami mempelajari iman dari Rasulullah sebelum
mempelajari Al-Qur’an. Kemudian baru kami mempelajari Al-Qur’an, dan iman kami
pun bertambah.
i)
Al-Qur’an mendatangkan pahala yang berlipat ganda
Dari Ibnu Mas’ud diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa membaca satu huruf Al-Qur’an maka ia akan memperoleh satu
pahala kebaikan, dan setiap pahala dilipatgandakan hingga sepuluh kali lipat.
Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim adalah satu huruf. Akan tetapi Alif
satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (H.R. Tirmidzi)
j)
Al-Qur’an dapat mengobati penyakit hati dan penyakit jasmani
Allah berfirman:
“Dan kami turunkan Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman.”
Al-Qur’an adalah obat hati dari segala penyakit jahil, bimbang, dan
keragu-raguan. Allah tidak pernah menurunkan dari langit obat yang lebih baik
khasiatnya, lebih mujarab, lebih agung, dan lebih manjur dalam menghilangkan
penyakit daripada Al-Qur’an.
Dari Ibnu Sa’ad bin Ibrahim bin ‘Abdurrahman bin ‘Auf diriwayatkan
bahwa ia menceritakan, “Ayahku sering beribadah di kamar pribadinya. Beliau
tidak akan memasuki kamar pribadinya sebelum membaca Al-Qur’an.
2.4. Bahaya Meninggalkan Al-Qur’an
Ada di antara kita
yang meninggalkan Al-Qur’an dengan tidak membacanya. Ada yang dengan tidak
mendengarkannya. Ada yang dengan tidak merenunginya. Ada yang tidak memahaminya.
Ada juga di antara kita yang meninggalkan Al-Qur’an dengan tidak
mengamalkannya. Ada pula yang meninggalkan Al-Qur’an dengan tidak mengobati
diri melalui ajarannya. Mungkin saja hati ini sudah dipenuhi dengan kesesatan
dan kerusakan, sehingga tidak ada lagi tempat untuk Al-Qur’an di hatinya.
Sungguh celaka orang yang memiliki hati demikian.
Allah berfirman:
“Barangsiapa berpaling
dari pengajaran Yang Maha Pemurah, Kami adakan setan (yang menyesatkan), maka
setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” Q.S. Az-Zukhruf[43]
: 36
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya orang
yang dalam hatinya tidak terdapat sedikitpun Al-Qur’an, ibarat rumah yang
rusak.”(H.R. Tirmidzi)
Hukuman bagi orang
yang berpaling dari Al-Qur’an dan berpura-pura tidak mengetahuinya adalah
dengan diciptakannya pendamping berupa setan yang selalu menemaninya,
menyesatkan, dan menjauhkan dirinya dari segala hal yang berguna baginya di
dunia dan di akhirat
Allah telah
menciptakan hukuman di dunia ini bagi mereka yang meninggalkan Al-Qur’an, yakni
kehidupan yang sempit, baik dalam soal harta, jiwa, maupun kesehatan tubuh.
Allah berfirman:
“Dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit....”Q.S. Thoha[20] : 124
Barangsiapa yang
menjauh dari Al-Qur’an, ia akan merasakan hidup yang sempit dan sulit di dunia
ini, tidak pernah tenang dan tentram jiwanya. Bahkan dadanya selalu sempit dan
sesak karena kesesatannya, meskipun secara lahir ia terlihat senang, bisa
memiliki pakaian, makan, dan tinggal sesukannya.
Allah telah memberi
ancaman terhadap orang yang meninggalkan ajaran Kitab-Nya, yakni bahwa di Hari
Kiamat nanti Allah memperlakukannya dengan cara yang sama. Allah akan
melupakannya, mengesampingkan, dan tidak mempedulikannya. Allah berfirman:
“Demikianlah telah
datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada
hari ini kamu pun dilupakan.”Q.S. Thoha[20] : 126
Lupa adalah tabiat
manusia, berdasarkan sabda Rasulullah:
“Aku hanyalah
manusia biasa seperti kalian, yakni aku bisa lupa sebagaimana kalian lupa.”(H.R. Ahmad)
Lupa yang tercela
disini adalah lupa akibat kelalaian dan keteledoran. Rasulullah memerintahkan
kita untuk konsisten membaca dan menjaga hafalan kita dengan terus
mengulang-ulangnya agar tidak lupa.
Rasulullah
menjelaskan bahwa lupa itu dari setan. Orang yang lupa terhadap Al-Qur’an,
hendaknya mengucapkan, “Aku dibuat lupa” dan jangan mengatakan, “Aku lupa”
karena setan itulah yang membuatnya lupa terhadap Al-Qur’an.
Asy-Syafi’i pernah
mengeluhkan kepada gurunya karena gangguan hafalan, “Aku mengadu kepada
guruku,Waki’, bahwa hafalanku bermasalah, maka beliau menganjurkan agar
meninggalkan maksiat dan dosa. Beliau mengabarkan bahwa ilmu adalah cahaya, dan
cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat kepada-Nya”
Dari Al-Walid bin
‘Abdul Malik diriwayatkan bahwa Rasul bersabda:
“Aku diperlihatkan
dosa-dosa umatku. Namun aku tidak pernah melihat dosa yang lebih besar daripada
seorang penghafal Al-Qur’an yang keudian meninggalkan hafalannya.”
Sungguh buruk ketika
seseorang menghafal Al-Qur’an kemudian lupa karena menyepelekannya.
2.5. Mempelajari dan Mengamalkan Al-Qur’an
Berikut beberapa
cara untuk mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an
a.
Menjadikan Al-Qur’an sebagai motivasi
Menjadikan Al-Qur’an sebagai motivasi dapat dilakukan dengan berkumpul
untuk membacanya, saling melontarkan pertanyaan seputar ayat-ayatnya, serta
mempelajari secara bersama-sama.
b.
Menerapkan ajaran Al-Qur’an secara tepat dalam realitas kehidupan
Wajib bagi kita untuk berhati-hati dalam mendudukkan Al-Qur’an di dalam
kehidupan ini, agar tidak terhindar dari penerapannya yang tidak pada
tempatnya.
c.
Mengambil ilmu dari Al-Qur’an dan mengamalkannya
Cahaya Al-Qur’an tidak akan masuk ke dalam hati manusia, kecuali orang
yang mengambil ilmu darinya dan mengamalkannya. Hal inilah yang disebut dengan
iman. Sedangkan siapa yang hanya mengambil ilmu saja tanpa mengamalkannya, maka
itu bukanlah keimanan. Bahkan, hal tersebut akan menjadi penantang yang akan
mencelakannya dan akan membuat hatinya tertutup dari Al-Qur’an tersebut.
d.
Menyerahkan makna ayat-ayat mutasyabihat (samar) kepada Allah/
Kita wajib menyerahkan makna ayat-ayat Al-Qur’an yang mutasyabihat
(samar artinya) kepada Allah. Kita wajib meyakini bahwa Al-Qur’an seluruhnya
adalah berasal dari Allah. Maka, jika seorang mukmin menjumpai ayat
mutasyabihat, hendaklah ia mengatakan:
“Kami beriman dengan ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari
sisi Rabb kami”Q.S. Ali Imran[3] : 1
2.6. Tips Menghafal Al-Quran
Adapun tips dalam
menghafal Al-Qur’an sebagai berikut:
Ø
Bertawakal kepada Allah
Allah berfirman:
“....dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu
benar-benar orang yang beriman.”Q.S. Al-Maidah[5] : 23
Ø
Mengikhlaskan niat kepada Allah dan memperbaiki ketulusan kepada-Nya
Keikhlasan merupakan dasar ibadah dan merupakan syarat diterimanya amal
perbuatan. Keikhlasan mengandung pengesaan Allah melalui ketaatan atau ibadah
saja, tidak dengan cara lain.
Ø
Membacanya dengan tartil
Allah berfirman:
“....dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil.”Q.S.
Al-Muzzammil[73] : 4
Ø
Merenungi dan memikirkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca
Allah berfirman :
“Maka apakah mereka tak memperhatikan Al-Qur’an...”Q.S . An-Nisa’[4]
: 82
Ø
Tidak berhenti membaca dan menghafalnya meskipun harus melalui
masa-masa kehilangan gairah, terus konsisten meski hanya dengan cara
mendengarkan saja.
Ø
Sabar dan tidak tergesa-gesa menyelesaikan bacaan dan berhenti
menghafal.
Ø
Menghadiri majelis-majelis ilmu.
Aktivitas ini berfungsi memperlembut hati yang beku, sehingga memiliki
kesiapan menerima Al-Qur’an.
Selain itu, ada kaidah
pokok dalam menghafal Al-Qur’an, antara lain:
Ø
Ikhlas
Ø
Tekad yang kuat dan bulat
Ø
Pahami besarnya nilai amalan yang dilakukan
Ø
Amalkan apa yang dihafalkan
Ø
Bentengi diri dari jerat-jerat dosa
Ø
Berdoalah
Ø
Pahami makna ayat dengan benar
Ø
Kuasai ilmu tajwid
Ø
Sering mengulang-ulang bacaan
Ø
Shalat dengan khusyuk dengan ayat-ayat (surah) yang telah dihafal
2.7. Kendala-Kendala dalam Menghafal Al-Qur’an
Penghalang-penghalang
untuk menghafal Al-Qur’an memang banyak sekali, namun yang paling menonjol
diantaranya sebagai berikut:
- Maksiat dan Dosa
Dosa-dosa kita kepada Allah itulah yang menyebabkan kita lemah untuk
menghafal. Dosa-dosa itu pulalah yang mendorong akal kita untuk mudah lupa,
menerbangkan kata-kata yang sudah kita hafal, dan menyebabkan ayat-ayat menjadi
terbolak-balik, menghilangkan banyak surat yang sudah terhafal demikian juga
ayat-ayat yang mirip satu dengan yang lain.
- Sering menunda sholat, padahal sholat memilki waktu tertentu
Allah berfirman:
“....Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang tertentu waktunya
bagi kaum beriman.”Q.S. An-Nisa’[4] : 103
- Memutus hubungan silaturrahim
Dari Anas diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa ingin mendapatkan kelapangan rezeki atau diperluas
pengaruhnya(dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung silaturrahim.”(H.R. Bukhori dan
Muslim)
Penyebab putusnya silaturrahim antar sesama manusia adalah:
- Dusta
- Suka menyakiti orang lain
- Ghibah atau menggunjing orang lain
- Mengadu domba antar sesama
- Hasad atau dengki
- Berbuat Zhalim
3. Penutup
Kesimpulan yang
dapat kita ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1)
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad
SAW. sebagai mukjizat melalui perantara malaikat jibril, yang membacanya adalah
ibadah. Al Qur'an merupakan petunjuk yang dapat mengeluarkan manusia dari
kegelapan menuju jalan yang terang.
2)
Hendaklah kita selalu membaca Al-Qur’an, karena di dalamnya terdapat
banyak manfaat yang dapat kita rasakan serta kita aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
8 3)
Hendaklah kita selalu mengingat Al-Qur’an di dalam keadaan lapang
maupun sempit, karena sangat tercelalah kita apabila melupakan Al-Qur’an di
kehidupan kita.
4)
Hendaklah kita memulai untuk menghafal Al-Qur’an, karena banyak cara
dan fasilitas yang menunjang kita untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an.
5)
Hendaklah kita menghindari segala perbuatan yang dapat menggangu serta
menghilangkan hafalan kita sungguh buruk ketika seseorang menghafal Al-Qur’an
kemudian lupa karena menyepelekannya.
Demikianlah akhir
dari makalah kami, semoga makalah ini dapat selalu mengingatkan kita terhadap
Al-Qur’an yang dapat memberi syafaat pada kita di hari akhir nanti. Amin Ya
Rabbal 'Alamin.
Daftar Pustaka
Al-Fauzan, Fauzan bin Sholih dan Haya Ar-Rosyid. 2007. Keajaiban
Belajar Al-Qur’an. Solo: Penerbit Al-Qowam.
As-Sirnaji, Dr. Raghib dan Dr. Abdurrahman Abdul Khaliq. 2007. Cara
Cerdas Hafal Al-Qur’an. Solo: Penerbit Aqwam.
Lc,. Ahda Bina A,. 2011. Mudah dan Cepat Menghafal Surat-Surat
Pilihan. Surakarta: Penerbit Ziyad Visi Media.
0 komentar:
Post a Comment