-->

Saturday, February 13, 2016

Contoh Karya Ilmiah Sederhana Tentang Al-Qur'an


 HIDUP INDAH dengan Al-Qur’an


 
Disusun
Oleh:
Baginda Fakhrurreza S. Rtg.
Bintang Abilah Safna
M. Rafif Difa’
Syukri Hidayat Nst.





Daftar Isi

1.    Pendahuluan
1.1.   Latar Belakang
1.2.   Rumusan Masalah
1.3.   Tujuan
2.      Pembahasan
2.1.   Pengertian Al-Qur’an
2.2.   Keutamaan Al-Qur’an
2.3.   Faedah Al-Qur’an
2.4.   Bahaya Meninggalkan Al-Qur’an
2.5.   Mempelajari dan Mengamalkan Al-Qur’an
2.6.   Tips Menghafal Al-Quran
2.7.   Kendala-Kendala dalam Menghafal Al-Qur’an
3.      Penutup
Daftar Pustaka
 


    

1.   Pendahuluan
1.1.    Latar Belakang
Al-Qur’an ibarat ruh dalam jasad. Ia merupakan inti dalam sebuah partikel atau energi listrik di alam semesta. Al-Qur’an terdiri lafaz-lafaz yang dahsyatnya melampaui amukan gelombang tsunami dan kelembutannya melebihi jiwa yang senantiasa dengan akhirat. Kandungan Al-Qur’an lebih segar dan lebih lezat dibanding semangkuk es buah segar bagi orang yang sangat kehausan, lebih lembut dari angin yang bertiup sepoi-sepoi, ia merupakan cahaya yang bersinar di jalan kehidupan orang-orang mukmin agar mereka sampai pada hamparan ketenangan.
Saat ini masih sangat banyak di kalangan umat Islam yang tidak mampu membaca Al-Qur’an secara baik dan benar sebagai-mana mestinya. Wallahu a’lam apa yang terjadi dengan mereka? Padahal semua fasilitas penunjang mempelajari Al-Qur’an sudah cukup tersedia.
Memperhatikan kondisi yang cukup memprihatinkan itulah, kami mencoba berbagi informasi dalam makalah kami ini. Mudah-mudahan makalah kami ini bermanfaat bagi seluruh pembaca agar dekat dengan Al-Qur’an dan mengagungkannya serta dibanggakan sebagai mukzijat Nabi Muhammad SAW di muka umum.
1.2.   Rumusan Masalah

  • Apa itu Al-Qur’an?
  • Apa keutamaan Al-Qur’an?
  • Apa manfaat Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari?
  • Bagaimana menjadi mulia dengan Al-Qur’an?
  • Bagaimana cara menghafal Al-Qur’an?
  • Apa saja kendala dalam menghafal Al-Qur’an?

                                                                    
1.3.   Tujuan

  •  Memahami makna Al-Qur’an 
  •  Mengetahui keutamaan Al-Qur’an
  •  Mengetahui manfaat-manfaat Al-Qur’an
  •  Mengetahui cara menyikapi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari
  •  Mengetahui cara-cara menghafal Al-Qur’an
  •  Mengetahui hal-hal yang dapat menghalangi dalam menghafal Al-Qur’an
 
 



2.  Pembahasan
2.1. Pengertian Al-Qur’an
Al-Quran adalah kitab suci bagi umat islam. Selain kitab suci, Al-Quran juga merupakan sumber hukum utama dalam ajaran agama islam  Ditinjau dari bahasa, Al Qur'an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang.
Ditinjau dari istilah, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad SAW. sebagai mukjizat melalui perantara malaikat jibril, yang membacanya adalah ibadah.
Al Qur'an adalah murni wahyu dari Allah swt, bukan dari hawa nafsu perkataan Nabi Muhammad saw. Al Qur'an memuat aturan-aturan kehidupan manusia di dunia. Al Qur'an merupakan petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Di dalam al Qur'an terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Al Qur'an merupakan petunjuk yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang.



2.2. Keutamaan Al-Qur’an
Allah swt. akan memuliakan orang yang menjadi Ahlulqur’an dengan membaca, menghafal, dan mengamalkannya dengan berbagai macam keistimewaan di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW. memberikan keistimewaan terhadap para penghafal Al-Qur’an melalui sabda beliau:
“Ahlulqur’an adalah keluarga dan orang-orang khusus di sisi Allah”(H.R. Nasai dan Ibnu Majah)
Ahlulqur’an adalah orang-orang terdekat dari Allah swt. karena keagungan atas apa yang mereka miliki. Bagaimana tidak? Mereka mempelajari ilmu yang agung, ilmu yang paling mulia dan paling terhormat kedudukannya.
Demikian pula para sahabat yang memiliki hasrat yang kuat untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an. Bahkan Rasulullah saw. memberikan tempat yang lebih tinggi kepada seorang di antar mereka dengan hafalan Qur’annya. Rasulullah bersabda:
“Yang menjadi imam sholat di antara sekelompok kaum muslimin adalah yang paling qori’(paling banyak hafalannya) terhadap Kitabullah” (H.R. Muslim)
Dari Jabir bin ‘Abdullah diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah mengumpulkan dua orang dari mereka yang terbunuh di Perang Uhud, kemudian beliau bertanya, “Mana diantara kedua orang ini yang paling banyak hafalan Qur’annya?” Kalau salah satu di antara keduanya ditunjuk, beliau akan memasukkannya terlebih dahulu ke dalam liang lahat. (H.R. Bukhori).
Diriwayatkan bahwa jumlah anak tangga di surga nanti bergantung pada jumlah ayat Al-Qur’an. Akan dikatakan kepada seorang kepada seorang qori’di hari kiamat nanti, “Bacalah satu ayat Al-Qur’an, lalu naikilah anak tangga.” Kalau ia hafal setengah Al-Qur’an, akan dikatakan kepadanya, “Kalau engkau hafal lebih dari itu, kami juga menambahkannya pahalanya kepadamu.”
Pahala juga diberikan sesuai dengan tingkat kesulitan saat membaca Al-Qur’an. Manusia pun bertingkat-tingkat kemampuan dan keterampilannya dalam membaca Al-Qur’an. Diriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda:
“Orang yang membaca Al-Qur’an dengan lancar akan dikumpulkan bersama para malaikat yang baik dan mulia. Sementara orang yang membacanya terbata-bata dan mengalami kesulitan dalam membacanya, akan memperoleh dua pahala” (H.R. Bukhori dan Muslim)
Orang yang terbaik adalah yang menyibukkan diri dengan Kitabullah, menjauhkan segala hal yang melalaikan dirinya dari akhirat. Jika sudah sampai pada standar yang diinginkan, ia akan mulai mengajarkannya kepada orang lain hingga bisa berkhidmat kepada umat.
Nafi’ bin Harits pernah mewakilkan pemerintahan di kota Mekah kepada ‘Abdurrahman bin Abza Al-Khuza’i, ketika ia berjumpa dengan ‘Umar bin Khattab di Usafan. ‘Umar bertanya, “Kepada siapa engkau serahkan urusan para penduduk lembah(Mekah)?” Nafi’ menjawab, “Abza.” Beliau bertanya lagi, “Abza siapa?” Nafi’ menjawab, “Ia orang yang alim di bidang ilmu Faroidh, hafal Kitabullah.” ‘Umar berkata, ”Sesungguhnya Rasulullah bersabda:
‘Sesungguhnya dengan Al-Qur’an ini Allah mengangkat derajat sebagian orang dan merendahkan derajat sebagian yang lain’
Diriwayatkan juga bahwa ‘Umar bin Khattab berkomentar, “Abza termasuk orang yang diangkat derajatnya oleh Allah dengan Al-Qur’an.



2.3. Faedah Al-Qur’an
Banyak sekali faedah(manfaat) dari membaca Al-Qur’an, di antaranya:
a)      Al-Qur’an membimbing menuju ke jalan yang lurus
Allah berfirman dalam Surah Al-Isro’ ayat 9
”Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada(jalan) yang lurus...”Q.S. Al-Isro’[17] : 9
Melalui ayat ini Allah memberitahukan tentang kemuliaan Al-Qur’an dan keagungannya, yang membimbing kepada keadilan dan keyakinan, amal perbuatan dan akhlak yang lebih utama.
b)      Dikabulkannya doa khatamul Qur’an
Dari Abu Mas’ud menyatakan, “Barangsiapa melakukan khatamul Qur’an, berarti ia memiliki do’a yang mustajab.”
c)      Di hari kiamat Al-Qur’an akan datang sebagai syafaat bagi pengamalnya
Rasulullah bersabda:
“Puasa dan Al-Qur’an bisa memberikan syafaat kepada seorang hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabbi, sesungguhnya aku telah menghalanginya makan dan memperturutkan syahwatnya di siang hari,berilah syafaat kepadanya karena aku.’ Al-Qur’an akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah  menghalanginya untuk tidur malam, berilah syafaat kepadanya karena aku.’ Keduanya menjadi perantara syafaat Allah pada diri hamba tersebut.”
d)     Al-Qur’an menjadi sumber ilmu
Ibnu Mas’ud menyatakan, “Kalau kalian menginginkan ilmu, bukalah lembaran Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an mengandung ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang di masa mendatang.”
e)      Al-Qur’an sebagai media penyelamat dari siksa Allah
Caranya adalah membacanya, menghafal, dan menjalankan seluruh perintah yangterkandung di dalamnya serta menjauhi seluruh larangan yang juga ada di dalamnya. Abu Umamah Al-Bahili menyatakan, “Bacalah Al-Qur’an. Jangan kalian teperdaya oleh berbagai tulisan yang tergantung ini. Karena Allah tidak akan menyiksa ‘hati’ seseorang yang menjadi wadah Al-Qur’an.”
f)       Al-Qur’an dapat menenteramkan dan menenangkan Jiwa
Allah berfirman dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28
“....Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”Q.S. Ar-Ra’d[13] : 28
g)      Al-Qur’an dapat memperkuat daya ingat dan menjaga kemampuan otak
Dari Yazid bin ‘Abdul Malik bin Mughirah, dari Muhammad bin Ka’ab diriwayatkan bahwa ia berkata, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an, otaknya akan terpelihara, meskipun ia berumur dua ratus tahun.”
h)      Al-Qur’an dapat menambah keimanan
Dari Jundub diriwayatkan bahwa ia menceritakan : Saat itu kami masih hazur(anak kecil yang sudah hampir baligh). Kami mempelajari iman dari Rasulullah sebelum mempelajari Al-Qur’an. Kemudian baru kami mempelajari Al-Qur’an, dan iman kami pun bertambah.
i)        Al-Qur’an mendatangkan pahala yang berlipat ganda
Dari Ibnu Mas’ud diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa membaca satu huruf Al-Qur’an maka ia akan memperoleh satu pahala kebaikan, dan setiap pahala dilipatgandakan hingga sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim adalah satu huruf. Akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (H.R. Tirmidzi)
j)        Al-Qur’an dapat mengobati penyakit hati dan penyakit jasmani
Allah berfirman:
“Dan kami turunkan Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Al-Qur’an adalah obat hati dari segala penyakit jahil, bimbang, dan keragu-raguan. Allah tidak pernah menurunkan dari langit obat yang lebih baik khasiatnya, lebih mujarab, lebih agung, dan lebih manjur dalam menghilangkan penyakit daripada Al-Qur’an.
Dari Ibnu Sa’ad bin Ibrahim bin ‘Abdurrahman bin ‘Auf diriwayatkan bahwa ia menceritakan, “Ayahku sering beribadah di kamar pribadinya. Beliau tidak akan memasuki kamar pribadinya sebelum membaca Al-Qur’an.



2.4. Bahaya Meninggalkan Al-Qur’an
Ada di antara kita yang meninggalkan Al-Qur’an dengan tidak membacanya. Ada yang dengan tidak mendengarkannya. Ada yang dengan tidak merenunginya. Ada yang tidak memahaminya. Ada juga di antara kita yang meninggalkan Al-Qur’an dengan tidak mengamalkannya. Ada pula yang meninggalkan Al-Qur’an dengan tidak mengobati diri melalui ajarannya. Mungkin saja hati ini sudah dipenuhi dengan kesesatan dan kerusakan, sehingga tidak ada lagi tempat untuk Al-Qur’an di hatinya. Sungguh celaka orang yang memiliki hati demikian.
Allah berfirman:                                                                        
“Barangsiapa berpaling dari pengajaran Yang Maha Pemurah, Kami adakan setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” Q.S. Az-Zukhruf[43] : 36
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya orang yang dalam hatinya tidak terdapat sedikitpun Al-Qur’an, ibarat rumah yang rusak.”(H.R. Tirmidzi)
Hukuman bagi orang yang berpaling dari Al-Qur’an dan berpura-pura tidak mengetahuinya adalah dengan diciptakannya pendamping berupa setan yang selalu menemaninya, menyesatkan, dan menjauhkan dirinya dari segala hal yang berguna baginya di dunia dan di akhirat
Allah telah menciptakan hukuman di dunia ini bagi mereka yang meninggalkan Al-Qur’an, yakni kehidupan yang sempit, baik dalam soal harta, jiwa, maupun kesehatan tubuh. Allah berfirman:
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit....”Q.S. Thoha[20] : 124
Barangsiapa yang menjauh dari Al-Qur’an, ia akan merasakan hidup yang sempit dan sulit di dunia ini, tidak pernah tenang dan tentram jiwanya. Bahkan dadanya selalu sempit dan sesak karena kesesatannya, meskipun secara lahir ia terlihat senang, bisa memiliki pakaian, makan, dan tinggal sesukannya.
Allah telah memberi ancaman terhadap orang yang meninggalkan ajaran Kitab-Nya, yakni bahwa di Hari Kiamat nanti Allah memperlakukannya dengan cara yang sama. Allah akan melupakannya, mengesampingkan, dan tidak mempedulikannya. Allah berfirman:
“Demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.”Q.S. Thoha[20] : 126
Lupa adalah tabiat manusia, berdasarkan sabda Rasulullah:
“Aku hanyalah manusia biasa seperti kalian, yakni aku bisa lupa sebagaimana kalian lupa.”(H.R. Ahmad)
Lupa yang tercela disini adalah lupa akibat kelalaian dan keteledoran. Rasulullah memerintahkan kita untuk konsisten membaca dan menjaga hafalan kita dengan terus mengulang-ulangnya agar tidak lupa.
Rasulullah menjelaskan bahwa lupa itu dari setan. Orang yang lupa terhadap Al-Qur’an, hendaknya mengucapkan, “Aku dibuat lupa” dan jangan mengatakan, “Aku lupa” karena setan itulah yang membuatnya lupa terhadap Al-Qur’an.
Asy-Syafi’i pernah mengeluhkan kepada gurunya karena gangguan hafalan, “Aku mengadu kepada guruku,Waki’, bahwa hafalanku bermasalah, maka beliau menganjurkan agar meninggalkan maksiat dan dosa. Beliau mengabarkan bahwa ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat kepada-Nya”
Dari Al-Walid bin ‘Abdul Malik diriwayatkan bahwa Rasul bersabda:
“Aku diperlihatkan dosa-dosa umatku. Namun aku tidak pernah melihat dosa yang lebih besar daripada seorang penghafal Al-Qur’an yang keudian meninggalkan hafalannya.”
Sungguh buruk ketika seseorang menghafal Al-Qur’an kemudian lupa karena menyepelekannya.



2.5. Mempelajari dan Mengamalkan Al-Qur’an
Berikut beberapa cara untuk mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an
a.       Menjadikan Al-Qur’an sebagai motivasi
Menjadikan Al-Qur’an sebagai motivasi dapat dilakukan dengan berkumpul untuk membacanya, saling melontarkan pertanyaan seputar ayat-ayatnya, serta mempelajari secara bersama-sama.
b.      Menerapkan ajaran Al-Qur’an secara tepat dalam realitas kehidupan
Wajib bagi kita untuk berhati-hati dalam mendudukkan Al-Qur’an di dalam kehidupan ini, agar tidak terhindar dari penerapannya yang tidak pada tempatnya.
c.       Mengambil ilmu dari Al-Qur’an dan mengamalkannya
Cahaya Al-Qur’an tidak akan masuk ke dalam hati manusia, kecuali orang yang mengambil ilmu darinya dan mengamalkannya. Hal inilah yang disebut dengan iman. Sedangkan siapa yang hanya mengambil ilmu saja tanpa mengamalkannya, maka itu bukanlah keimanan. Bahkan, hal tersebut akan menjadi penantang yang akan mencelakannya dan akan membuat hatinya tertutup dari Al-Qur’an tersebut.
d.      Menyerahkan makna ayat-ayat mutasyabihat (samar) kepada Allah/
Kita wajib menyerahkan makna ayat-ayat Al-Qur’an yang mutasyabihat (samar artinya) kepada Allah. Kita wajib meyakini bahwa Al-Qur’an seluruhnya adalah berasal dari Allah. Maka, jika seorang mukmin menjumpai ayat mutasyabihat, hendaklah ia mengatakan:
“Kami beriman dengan ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami”Q.S. Ali Imran[3] : 1

2.6. Tips Menghafal Al-Quran
Adapun tips dalam menghafal Al-Qur’an sebagai berikut:
Ø  Bertawakal kepada Allah
Allah berfirman:
“....dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”Q.S. Al-Maidah[5] : 23
Ø  Mengikhlaskan niat kepada Allah dan memperbaiki ketulusan kepada-Nya
Keikhlasan merupakan dasar ibadah dan merupakan syarat diterimanya amal perbuatan. Keikhlasan mengandung pengesaan Allah melalui ketaatan atau ibadah saja, tidak dengan cara lain.
Ø  Membacanya dengan tartil
Allah berfirman:
“....dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil.”Q.S. Al-Muzzammil[73] : 4
Ø  Merenungi dan memikirkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca
Allah berfirman :
“Maka apakah mereka tak memperhatikan Al-Qur’an...”Q.S . An-Nisa’[4] : 82
Ø  Tidak berhenti membaca dan menghafalnya meskipun harus melalui masa-masa kehilangan gairah, terus konsisten meski hanya dengan cara mendengarkan saja.
Ø  Sabar dan tidak tergesa-gesa menyelesaikan bacaan dan berhenti menghafal.
Ø  Menghadiri majelis-majelis ilmu.
Aktivitas ini berfungsi memperlembut hati yang beku, sehingga memiliki kesiapan menerima Al-Qur’an.
Selain itu, ada kaidah pokok dalam menghafal Al-Qur’an, antara lain:
Ø  Ikhlas
Ø  Tekad yang kuat dan bulat
Ø  Pahami besarnya nilai amalan yang dilakukan
Ø  Amalkan apa yang dihafalkan
Ø  Bentengi diri dari jerat-jerat dosa
Ø  Berdoalah
Ø  Pahami makna ayat dengan benar
Ø  Kuasai ilmu tajwid
Ø  Sering mengulang-ulang bacaan
Ø  Shalat dengan khusyuk dengan ayat-ayat (surah) yang telah dihafal

 
2.7. Kendala-Kendala dalam Menghafal Al-Qur’an
Penghalang-penghalang untuk menghafal Al-Qur’an memang banyak sekali, namun yang paling menonjol diantaranya sebagai berikut:
  • Maksiat dan Dosa
Dosa-dosa kita kepada Allah itulah yang menyebabkan kita lemah untuk menghafal. Dosa-dosa itu pulalah yang mendorong akal kita untuk mudah lupa, menerbangkan kata-kata yang sudah kita hafal, dan menyebabkan ayat-ayat menjadi terbolak-balik, menghilangkan banyak surat yang sudah terhafal demikian juga ayat-ayat yang mirip satu dengan yang lain.
  • Sering menunda sholat, padahal sholat memilki waktu tertentu
Allah berfirman:
“....Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang tertentu waktunya bagi kaum beriman.”Q.S. An-Nisa’[4] : 103
  • Memutus hubungan silaturrahim
Dari Anas diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa ingin mendapatkan kelapangan rezeki atau diperluas pengaruhnya(dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung silaturrahim.”(H.R. Bukhori dan Muslim)
Penyebab putusnya silaturrahim antar sesama manusia adalah:
  1. Dusta
  2. Suka menyakiti orang lain
  3. Ghibah atau menggunjing orang lain
  4.  Mengadu domba antar sesama
  5. Hasad atau dengki
  6. Berbuat Zhalim
 
 
 
3.  Penutup
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
     1)      Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad SAW. sebagai mukjizat melalui perantara malaikat jibril, yang membacanya adalah ibadah. Al Qur'an merupakan petunjuk yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang.
     2)      Hendaklah kita selalu membaca Al-Qur’an, karena di dalamnya terdapat banyak manfaat yang dapat kita rasakan serta kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
8  3)      Hendaklah kita selalu mengingat Al-Qur’an di dalam keadaan lapang maupun sempit, karena sangat tercelalah kita apabila melupakan Al-Qur’an di kehidupan kita.
    4)      Hendaklah kita memulai untuk menghafal Al-Qur’an, karena banyak cara dan fasilitas yang menunjang kita untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an.
   5)      Hendaklah kita menghindari segala perbuatan yang dapat menggangu serta menghilangkan hafalan kita sungguh buruk ketika seseorang menghafal Al-Qur’an kemudian lupa karena menyepelekannya.
Demikianlah akhir dari makalah kami, semoga makalah ini dapat selalu mengingatkan kita terhadap Al-Qur’an yang dapat memberi syafaat pada kita di hari akhir nanti. Amin Ya Rabbal 'Alamin.
  
 


Daftar Pustaka
Al-Fauzan, Fauzan bin Sholih dan Haya Ar-Rosyid. 2007. Keajaiban Belajar Al-Qur’an. Solo: Penerbit Al-Qowam.
As-Sirnaji, Dr. Raghib dan Dr. Abdurrahman Abdul Khaliq. 2007. Cara Cerdas Hafal Al-Qur’an. Solo: Penerbit Aqwam.
Lc,. Ahda Bina A,. 2011. Mudah dan Cepat Menghafal Surat-Surat Pilihan. Surakarta: Penerbit Ziyad Visi Media.

0 komentar:

Post a Comment

Contact Us

Phone :

+62 853 6010 6206

Address :

Jl. Sempurna Gg. Melati 39,
Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara 20371

Email :

m.rafifdifa@gmail.com